Analytical Exposition Text dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Fungsi, Struktur, Unsur Kebahasaan, & Contohnya


    Analytical Exposition Text dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Fungsi, Struktur, Unsur Kebahasaan, & Contohnya



    Hi, sobat!

    Apa yang terbayang dalam benakmu tentang “Analytical Exposition Text”? Ya, sebuah teks yang bersifat argumentative bukan? Analytical Exposition Text merupakan salah suatu teks yang menyajikan serangkaian opini atau sudut pandang penulis mengenai sebuah isu penting yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pendapat penulis tersebut didukung dengan alasan-alasan ilmiah ataupun factual sehingga dapat meyakinkan para pembaca terkait kebenaran dan keabsahan pendapat penulis.

    Seringkali dimuat dalam artikel ilmiah, jurnal, majalah, atau media massa, analytical exposition merupakan narasi opini yang perlu mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat. Hal ini dikarenakan isu, topik, atau ide yang dibahas dalam analytical text adalah pokok persoalan yang sangat penting untuk diketahui khalayak ramai. Dengan demikian, gaya bahasa yang digunakan dalam analytical text bersifat persuasive yaitu berusaha menyakinkan pembaca bahwa sudut pandang penulis benar dan penting untuk diperhatikan.

    Pada kesempatan kali ini kami akan mennyajikan materi tekait analytical exposition text dalam bahasa inggris lengkap: pengertian, fungsi, struktur text, & unsur kebahasaan. Yuk, simak pembahasannya berikut ini!


    Analytical Exposition Text dalam Bahasa Inggris Lengkap: Pengertian, Fungsi, Struktur Text, & Unsur Kebahasaan



    Definition of Analytical Exposition Text (Pengertian Analytical Exposition Text)


    What is analytical exposition text? Secara bahasa, analytical juga berarti memeriksa atau menguji sesuatu penuh kehati-hatian, dan “Exposition” bermakna secara luas. Analytical exposition text, disebut juga teks eksposisi analisis dalam bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sebuah teks yang menyajikan satu pendapat atau sudut pandang seseorang tentang sebuah isu, persoalan, atau fenomena factual yang sedang terjadi di masyarakat. Pada dasarnya, analytical exposition text seringkali dipublikasikan dalam artikel ilmiah, jurnal, majalah, bagian tajuk rencana atau editorial suatu koran ataupun media massa, pidato akademis, dan sebagainya.

    Selain itu, analytical exposition text bersifat subjektif. Hal ini dikarenakan analytical exposition text adalah salah satu argumentative text yaitu sebuah text yang berisi opini penulis berkaitan dengan fenomena atau kejadian di sekelilingnya, seperti benda, tempat, ataupun kejadian. Kemudian, analytical exposition text ini hanya berusaha menyajikan tanggapan atau informasi penting agar diketahui pembaca, tetapi tidak mencoba mengajak pembaca untuk melakukan tindakan nyata.

    Karena membahas isu-isu factual, analytical exposition text senantiasa berupaya menjelaskan dan memberikan tanggapan, pendapat, dan penilaian terhadap suatu masalah secara komprehensif atau menyeluruh. Meskipun analytical exposition text berisi beberapa argument penulis, text ini juga diga menyajikan data atau informasi ilmiah yang relevan dan dapat mendukung opini penulis.

    Analytical exposition text tidak hanya memuat satu argument saja, tetapi juga beberapa argumen pendukung yang membahas topik dan tujuan yang sama. Analytical exposition text tersebut hakikatnya berupa narasi opini penulis yang ditujukan untuk membangun reaksi para pembaca.


    Social Function of Analytical Exposition Text (Fungsi Sosial Analytical Exposition Text)


    What is the social function of analytical exposition text? Fungsi social atau tujuan utama dari analytical exposition adalah to persuade the reader to pay attention into the crucial issue happened in the society, yaitu untuk meyakinkan pembaca agar memperhatikan isu penting yang terjadi di masyarakat. Kamu perlu ingat, kalau analytical exposition text tidak “berusaha” untuk mengubah sudut pandang pembacanya, ya. Jadi, teks ini murni hanya berisi pendapat penulis.

    Selain itu, analytical exposition text bertujuan to invite the readers to understand the issue explained though some writer’s arguments, yaitu mengajak pembaca memahami sebuah isu yang dijelaskan melalui beberapa argument penulis. Kemudian, analytical exposition text berfungsi to inform and give more understandings toward the essential issue by the writer’s supporting reasons, yaitu menginformasikan dan memberikan pemahaman yang lebih terhadap isu yang penting dengan ide atau gagasan pendukung yang disampaikan penulis.


    Generic Structure of Analytical Exposition Text (Struktur Umum Analytical Exposition Text)


    What is the generic structure of analytical exposition text? Adapun struktur umum yang membangun analytical exposition text dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 1) thesis, 2) arguments, dan 3) reiteration. Penjelasan struktur umum analytical exposition text yaitu sebagai berikut.

    1) Thesis

    Thesis biasanya terletak pada paragraph pembuka dalam analytical exposition text. Karena berada pada bagian awal teks, thesis merupakan bagian dari analytical exposition text yang menyajikan kepada pembaca tentang topik utama dan sudut pandang penulis secara sekilas dan tegas terhadap isu penting yang akan dibahas. Selain itu, bagian ini juga menjadi alasan mengapa penulis ingin memberikan sudut pandang atau pendapatnya terhadap topik tersebut.

    Selain itu, thesis merupakan pandangan sederhana penulis mengenai suatu isu atau persoalan yang akan dibahas dalam analytical exposition text. Bagian ini disebut juga bagian perkenalan topik atau ide pokok yang dibahas. Thesis harus disampaikan dengan jelas sehingga pembaca mampu memahami topik yang akan dibahas oleh penulis. Hal ini tentunya bagian ini harus memberikan kesan atau daya tarik kepada pembaca agar mereka membaca dan memahami narasi opini penulis dengan utuh dan tuntas.


    2) Series of Arguments

    Arguments umumnya berada setelah bagian thesis. Arguments merupakan bagian dari analytical exposition text yang berisi kumpulan sudut pandang, pendapat, atau gagasan penulis yang mendukung topik utama yang menjadi pokok pembahasan dalam teks. Kemudian, arguments dalam analytical exposition text ini terdiri dari dua atau lebih argument yang saling berkaitan atau relevan dengan isu yang dibahas.

    Sementara itu, bagian argument dalam analytical exposition text ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dan perhatian para pembaca. Hal ini disebabakan pembaca akan semakin yakin bahwa isu yang dibahas merupakan topik yang penting atau membutuhkan perhatian apabila argument yang disampaikan jelas, lengkap, dan komprehensif.

    Kemudian, series of arguments dalam analytical exposition ini tidak hanya membuat argument-argumen yang bersifat subjektif atau persuasive, tetapi menyertakan bukti, informasi, atau alasan ilmiah yang konsisten agar memperkuat sudut pandang penulis. Selain itu, argument dalam analytical exposition text juga menyertakan hasil riset yang valid, bahkan gambar atau grafik informasi.

    Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argument yaitu sebagai berikut.
    • Setiap argument harus membahas topik yang linear dengan ide pokok yang dibahas;
    • Setiap argument didukung dengan bukti, informasi, atau alasan ilmiah yang konsisten dan valid;
    • Setiap argument memiliki korelasi atau hubungan dengan paragraf-paragraf sebelumnya atau bagian thesis;
    • Penulis perlu menghindari untuk menulis opini yang terlalu luas karena kemungkinan dapat membuat argumen melenceng dari topik yang dibahas.


    3. Reiteration or Conclusion

    Reiteration adalah bagian yang menjadi penutup dari anaylitical exposition text. Reiteration merupakan bagian dari analytical exposition text yang menyajikan kesimpulan dari keseluruhan informasi atau pendapat yang disampaikan dalam teks. Selain itu, reiteration pada analytical exposition text ini, disebut juga dengan conclusion atau kesimpulan, seringkali diartikan sebagai bagian yang menegasan kembali kedudukan dan pendapat penulis terhadap topik utama.

    Selain itu, reiteration juga disebut dengan reduplication. Hal ini karena bagian ini menulis kembali atau menegaskan kembali ide atau gagasan pokok yang disajikan dalam paragraph pertama. Conclusion atau reduplication ini dimaksudkan agar memudahkan pembaca dalam memahami isi dari opini atau sudut pandang penulis.

    Paragraph reiteration dalam analytical exposition text ini biasanya diawali dengan kata atau frasa kesimpulan sebagai berikut yaitu:
    • From the actual fact beyond …
    • I head to head believe …
    • Therefore, ….
    • Thus …
    • My conclusion is …
    • Lastly …
    • To conclude …
    • To sum up …
    • In conclusion …
    • In summary …


    Language Feature of Analytical Exposition Text (Unsur Kebahasaan Analytical Exposition Text)


    What is the language feature of analytical exposition text? Adapun unsur kebahasaan analytical exposition text yaitu sebagai berikut.

    Simple Present Tense

    Analytical exposition text biasanya menggunakan simple present tense. Simple present tense merupakan pola waktu yang menunjukkan kejadian yang biasa terjadi di masa kini atau sekarang, atau pekerjaan yang senantiasa dilakukan di masa kini dalam kehidupan sehari-hari (menjadi sebuah kebiasaan). Simple present tense ini ditadai dengan:
    Penggunaan simple verb yaitu verb-1 atau verb-s/es.
    Penggunaan to be yaitu is, am, dan are.
    Penggunaan auxiliary verb yaitu do atau does.
    Contoh:
    In addition, motorbikes also make a lot of noise, making it difficult for babies to fall asleep.
    Lastly, motorcycles are responsible for horrific accidents which in some cases lead to death.

    *Selain itu, analytical expositioon text juga dapat menggunakan pola Present Tense lainnya, seperti a) Present Continuous: be (is, am, are) + Verb-ing, b) Present Perfect: have/has + Verb-3, dan c) Present Perfect Continuous: have/has been Verb-ing. Kemudian, analytical exposition text juga dapat menggunakan pola past tense apabila menyatakan suatu fakta atau informasi di masa lalu.

    Baca Juga:


    Thinking Verb

    Verb, disebut juga dengan verba atau kata kerja merupakan sebuah kata yang menyatakan suatu aktivitas atau kegiatan dan kondisi dari suatu peristiwa yang terjadi. Sementara itu, analytical exposition text seringkali menggunakan thinking verb. thinking verb itu sendiri diartikan sebagai sebuah kata yang berfungsi menunjukkan atau mengekspresikan pendapat penulis. Misalnya, feel, experience, realize, sense, believe, think, consider, decide, dan sebagainya
    Contoh:
    I think motorbikes are still dangerous for humans, animals, and the environment.
    In conclusion from the arguments above, I strongly believe that motorbikes should be banned in residential areas.

    Baca Juga:


    Passive Voice

    Passive voice juga seringkali ditemukan dalam analytical exposition text. Passive voice, disebut juga dengan kalimat pasif adalah sebuah kalimat yang mana suatu objek kalimat dikenai suatu tindakan atau aksi oleh subjek. Pada dasarnya, passive voices digunakan dalam analytical exposition text bertujuan untuk menekankan fokus pada kejadian yang berlangsung daripada subjeknya. Kemudian, passive voice seringkali kita temukan dalam pernyataan-pernyataan ilmiah atau faktual. Sementara itu, passive voice ditandai dengan struktur kalimat yaitu “be + Past Pasticiple atau Verb-3”. Be yang dimaksud dapat berupa is, are, be, dan sebagainya. Dalam bahasa Indonesia, passive voice ini memiliki makna verb atau kata kerja yakni “di- atau ter-“.
    Contoh:
    Even though motorbikes are considered the most convenient means of transportation, I think motorbikes are still dangerous for humans, animals, and the environment.
    Fields (1993) stated that motorcycles are known as the biggest killer on the highway.

    Baca Juga:


    Modal

    Modal merupakan auxiliary verb atau kata kerja bantu yang seringkali mengiringi main verb (kata kerja) utama. Modal dapat membentuk makna baru dan dapat mengungkapkan suatu ekspresi. Misalnya, ekspresi willingness (kemauan) atau ability (kemampuan), necessity (kebutuhan), dan possibility (kemungkinan). Modal auxiliary verb ini biasanya diikuti dengan base form of verb atau simple verb yaitu kata kerja dasar yang tidak mendapatkan imbuhan berupa akhiran atau mengalami perubahan kata. Adapun modal yang sering kali digunakan dalam analytical exposition text yaitu can, could, may, might, shall, should, will, would, have to, is/are able to, is/are supposed to, must, dan sebagainya.
    Contoh:
    Motorbikes should be banned in residential areas for reasons of noise, air pollution, disease, and unnatural accidents.
    The motorbike will pass and wake the baby.

    Baca Juga:


    Noun & Noun Phrase

    Noun, disebut juga dengan nomina atau kata benda adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan atau menamai orang, benda, hewan, tempat, dan konsep abstrak, seperti ide, gagasan, dan lain-lain. Sedangkan, noun phrases, disebut juga dengan frasa nomina adalah sekumpulan kata yang berfungsi sebagai kata benda. Pada umumnya, noun phrase memiliki struktur kata, yaitu “Determiner + Adjective + Noun”.
    Contoh:
    I also think that motorbikes should be banned in residential areas for reasons of noise, air pollution, disease, and unnatural accidents.
    Even though motorbikes are considered the most convenient means of transportation, I think motorbikes are still dangerous for humans, animals, and the environment.

    Baca Juga:


    Technical Terms

    Technical terms adalah istilah-istilah yang merujuk pada topik pembahasan dalam bidang tertentu, seperti sosial, sains, keilmuan, penelitian, dan-lain-lain.
    Contoh:
    Cramming is when students stay up all night until morning to study before a test or finish an assignment.
    This habit can lead to negative impacts, the first being that disruptions in the regular sleep cycle can cause temporary intellectual lapses.


    Conjunction & Connective Word

    Conjunction, disebut juga dengan konjungsi atau kata hubung merupakan kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa (phrase), klausa (clause), atau paragraf (paragraph). Kemudian, conjunction juga dapat menghubungkan thoughts (pemikiran), actions (tindakan), and ideas (ide), sebagimana nouns (kata benda), clauses (klausa), and other parts of speech (part of speech lainnya). Contohnya, because, for, due to, so, and, while, when, dan sebagainya.
    Sementara itu, analytical exposition text seringkali menggunakan internal conjunction yang bertujuan untuk memperkuat atau mendukung argument atau opini penulis. Internal conjunction tersebut diberdakan menjadi beberapa kategori yaitu:
    • Adding information adalah kata hubung yang berfungsi untuk menambahkan informasi. Misalnya, and, moreover, in addition, furthermore, dan also.
    • Contrasting information adalah kata hubung yang berfungsi untuk mengkontraskan sesuatu. Misalnya, but, however, nevertheless, though, dan even though.
    • Causality adalah kata hubung yang berfungsi untuk menunjukkan sebab-akibat. Misalnya, because, therefore, thus, consequently, despite, due to, for that reason, dan sebagainya.
    • Time adalah kata hubung yang berfungsi untuk menunjukkan rangkaian atau tata urutan waktu secara kronologis. Misalnya, second, then, next, dan sebagainya.
    • Comparison adalah kata hubung yang berfungsi untuk perbandingan terhadap dua hal atau lebih. Misalnya, but, rather, on the other hand, dan sebagainya.

    Contoh:
    In addition, motorbikes also make a lot of noise, making it difficult for babies to fall asleep.
    Lastly, motorcycles are responsible for horrific accidents which in some cases lead to death.

    Baca Juga:


    Example of Analytical Exposition Text (Contoh Analytical Exposition Text)


    What is the example of analytical exposition text? Berikut ini beberapa contoh analytical exposition text beserta struktur teksnya.

    a. Example of Analytical Exposition Text about “Should Motorbikes Be Banned in Residential Areas?”

    Should Motorbikes Be Banned in Residential Areas?

    Thesis
    Motorcycles are one of the distractions and also the main cause of high levels of stress. Even though motorbikes are considered the most convenient means of transportation, I think motorbikes are still dangerous for humans, animals, and the environment. I also think that motorbikes should be banned in residential areas for reasons of noise, air pollution, disease, and unnatural accidents.

    Series of Arguments
    In addition, motorbikes also make a lot of noise, making it difficult for babies to fall asleep. When their baby is asleep, the motorbike will pass and wake the baby. Not only that, motorbikes also make it difficult for children to concentrate on their homework. Experts say that extreme noise can cause deafness and lack of concentration.
    Lastly, motorcycles are responsible for horrific accidents which in some cases lead to death. The riders were traveling so fast that they couldn’t stop in time and ended up crashing into other riders or animals. Fields (1993) stated that motorcycles are known as the biggest killer on the highway.

    Reiteration/Conclusion
    In conclusion from the arguments above, I strongly believe that motorbikes should be banned in residential areas.


    b. Example of Analytical Exposition Text about “Topeng Monyet” Needs to Be Outlawed

    “Topeng Monyet” Should Be Outlawed

    Thesis
    Thousands of macaques are bred or captured from the wild to be used as street performers, or mentioned as “topeng monyet”. The macaques are accustomed to perform street shows; carrying funny masks, riding bicycles, performing gymnastic moves and doing amusing things. However, such shows need to be outlawed for a few reasons.

    Series of Arguments
    First, topeng monyet may be a quiet exploitation of monkeys for money. The monkeys are adorned from chains for long periods to educate them to steer on their hind legs like humans. Their teeth are extracted so that they can’t bite while they are tortured to remain docile. The monkeys are sometimes outfitted in dresses and cowboy hats and created to carry parasols or ride very little bikes. This animal abuse will definitely hurt the monkeys.
    Second, the ban of disguised monkey shows can facilitate improved public order. Topeng monyet is often performed once traffic is insured at notoriously full intersections. This can disturb the sight and create traffic jams for many motorists or pedestrians. On the other hand, it can also hamper the watching of the shows.
    Third, banning the recreation of monkeys may be a necessary public health benefit. It is necessary to rescue the monkeys from street performances and facilitate forestall diseases carried by the monkeys. The monkeys utilized in “topeng monyet” won’t be healthy and can have potential for some diseases like communicable disease and disease.

    Reiteration/Conclusion
    Considering the reasons expressed above, “topeng monyet” needs to be outlawed for it exploits the monkeys, causes traffic jams and spreads diseases like communicable disease.


    c. Example of Analytical Exposition Text about “Cramming”

    Cramming

    Thesis
    How do you study when the test is coming? Do you start preparing for the test weeks or months before the test or leave things to the last hour? If you start studying weeks or months before the test, it is great. However, if you study all the material in the last hour or minute, it is not good for you. This is called cramming.

    Series of Arguments
    Cramming is when students stay up all night until morning to study before a test or finish an assignment. This habit can lead to negative impacts, the first being that disruptions in the regular sleep cycle can cause temporary intellectual lapses. For most students, less sleep can make them could not focus on the class. Additionally, cramming can leave us with memory lapses as well.
    Each person has a different sleeping schedule, so some of them often use a stimulant for cramming. An example stimulant, and the most common, is coffee. While delicious and beneficial, it causes many problems in the long-term such as Caffeine Intoxication Syndrome, anxiety, panic, and headaches.

    Reiteration/Conclusion
    To sum up, cramming is not recommended because it disturbs a person’s sleep cycle which causes temporary intellectual lapses, and using stimulants for cramming gives them a bad effect on their health.


    Referensi:
    1. Leo Bisma (2022). Belajar Analytical Exposition Text: Pengertian, Struktur & Contoh | Bahasa Inggris Kelas 11. Situs: https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-analytical-exposition-text diakses pada tanggal 10 April 2023.
    2. Tasya Talitha. (-). Pengertian & Contoh Analytical Exposition text. Situs: https://www.gramedia.com/literasi/analytical-exposition-text/ diakses pada tanggal 10 April 2023.
    3. Wall Street English. (2020). Analytical Exposition – Definisi, Struktur, Rumus, dan Contohnya. Situs: https://www.wallstreetenglish.co.id/english-tips/analytical-exposition/ diakses pada tanggal 10 April 2023.


    Demikian, artikel terkait analytical exposition text dalam bahasa Inggris: pengertian, fungsi, struktur, unsur kebahasaan, & contohnya. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan bahan belajar. Terima kasih. 😊

    Post a Comment

    "Terima kasih Anda telah mengunjungi blog kami. Kami berharap Anda dapat memberikan saran, kritik, ataupun dukungan yang positif dan membagun agar kami dapat melakukan perbaikan pada artikel blog kami."

    Previous Post Next Post